1 Maret 2014, Pembukaan Safari Malam Ahad Majlis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah bertempat di Dusun Gagak Asinan Desa Sumber Pasir Kec. Pakis.(Peta Lokasi)
Pernah suatu pagi, Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri diatas bukit shafa. Beliau memanggil ummatnya untuk berkumpul. Diantara ummat yang berkumpul ini ada Abul Izzah juga turut berkumpul mendengarkan pidato Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau berkata, “wahai ummatku yang hadir, jika aku mengatakan bahwa musibah mengintai kalian, musuh mengintai kalian, pagi dan siang. Apakah kalian percaya?”. Serentak ummat yang berkumpul ini menjawab, “percaya”. Kemudian Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wasallam melanjutkan pidato beliau, “ jika percaya, aku kan memperingatkan kalian akan siksaan yang teramat dahsyat yang tidak bisa ditahan dengan apapun. Ini akan membahayakan bagi kalian yang tidak beriman”. Mendengar pidato tersebut, Abul Izzah mengangkat tangan seraya berkata, “wahai Muhammmad, apakah hanya untuk ini kami semua engkau kumpulkan disini? diajak untuk memeluk Tuhanmu?”. Dengan tegas Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “tidak, karena ini akan menyelamatkan kalian semua”. Kemudian Abul Izza berkata, “celaka engkau wahai Muhammad”. Setelah berkata demikian, nampaknya Abul Izzah yang juga mempunyai nama lain Abu Lahab ini berfikir dan kemudian berkata, “apa yang akan aku dapatkan jika aku memeluk islam?”. Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wasallam kembali menjawab dengan jawaban yang tegas, “apa yang diberikan kepada ummat islam, maka itu juga akan diberikan kepadamu. Didalam islam semua manusia sama, yang membedakan adalah taqwanya kepada Allah”. Secara kebetulan disekitar tempat tersebut ada seekor anak kambing yang sedang lewat, kembali Abu Lahab berkata, “demi Latta dan Uzza, saya tidak akan masuk islam sampai anak kambing ini masuk islam. Jika anak kambing ini bersaksi bahwa engkau rasul Allah, maka aku akan masuk islam”. Kemudian Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada anak kambing tersebut, “wahai anak kambing, siapa aku?”. Maka dengan mukjizat Allah, dengan lisan yang fasih anak kambing ini menjawab, “Muhammad Rasulullah”. Jawaban anak kambing ini membuat Abu lahab geram dan menuduh bahwa Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah tukang sihir. Kemudian Abu lahab mencekik anak kambing tersebut sampai mati. Maka turunlan ayat surat Al Lahab yang intinya mengutuk Abu Lahab sebagai orang yang celaka karena perbuatan tangannya.Menurut sahabat Ibnu Abbas, sesuai tafsir jalalain makna tangan dalam surat tersebut bukanlah tangan dalam arti sesungguhnya, tetapi sebuah ungkapan konotasi yaitu berarti kekuasaan. Abu Lahab dengan kekuasaannya telah menghalang – halangi perkembangan Islam. Dan dizaman modern ini juga masih ada Abu Lahab seperti di zaman Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Inti surat Al Lahab ini mengingatkan kepada kita, bahwa sampai kapanpun akan ada kelompok – kelompok yang tidak suka dengan perkembangan islam.
Kelompok yang tidak suka dengan islam ini telah merancang kekuatan untuk menghancurkan islam dari segala jalur, termasuk dari jalur politik. Jika hal ini terjadi, maka akan lahir undang – undang yang mengkerutkan kebebasan beragama di Indonesia.
Di dunia sekarang ini ada tiga kekuatan besar yaitu kekuatan wahabi yang didekati Israel, kekuatan syiah yang didekati negara adidaya Amerika, dan yang tidak bisa didekati oleh kelompok manapun yaitu kekuatan ahlussunnah wal jamaah. Dibeberapa daerah seperti sumatera sudah ada edaran dari kelompok wahabi yang menganjurkan ummat islam untuk golput (golongan putih/ tidak menggunakan hak suara) dalam pemilu. Hal ini merupakan strategi politik mereka. Jika ummat islam golput, maka yang akan menjadi wakil rakyat adalah golongan mereka.
Sebuah kekuatan besar seperti majlis semacam ini. Sejak zaman Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wasallam, Allah telah menyatakan bahwa Dia yang telah menurunkan Al Quran kepada baginda Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan Allah pula yang akan menjaganya. Manusia tidak bisa menentukan sesuatu. Yang menentukan adalah Allah melalui doa. Menurut Imam Al Ghazali, kekuatan doa yang paling ampuh adalah doa yang diawali dengan shalawat kepada Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ada beberapa kekuatan besar yang dihasilkan dari shalawat. Pertama, kekuatan Allah. Allah maha besar, manusia tidak ada apa–apanya jika dibandingkan kekuatan Allah. Ketika Allah menciptakan makhluk bernama gunung, malaikat heran melihat kekuatan gunung yang mampu menghentikan gerakan bumi. Namun Allah berkata bahwa masih ada yang lebih kuat daripada itu yaitu besi. Dan masih ada pula yang lebih kuat dari besi, yaitu angin. Diatas angin masih ada api, diatas api masih ada air. Dan diatas semua itu masih ada kekuatan yang lebih besar yaitu ketika ummat Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wasallam bershodaqoh dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya tidak menetahui. Dengan shodaqoh yang ikhlas ini, kemarahan Allah pun bisa dihentikan.
Kedua, kekuatan Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena besarnya kekuatan Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wasallam, ayat yang menerangkan tentang kedatangan / kelahiran beliaupun juga mempunyai kekuatan yang luar biasa yaitu surat At Taubah ayat 128-129 yang artinya, “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung”. Dalam salah satu tafsir dijelaskan bahwa jika ada ummat Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang membaca ayat tersebut sekali saja dalam sehari, maka malaikat Izrail akan segan untuk mendekatinya. Dikisahkan Abu bakar Asyibly pernah berkunjung kepada Syeikh Ali At Thoif di Baghdad. Abu Bakar muda ini berkunjung bersama para ulama’ – ulama’ besar, namun tiba – tiba Syeikh Ali memanggil Abu Bakar Asyibly yang berada ditengah dan mencium keningnya. Ulama’ disekelilingnya yang merasa lebih senior merasa iri dan kemudian berbisik kepada Syeikh Ali. Mereka mengatakan, “wahai syeikh, mengapa engkau lakukan hal tersebut kepada Abu Bakar Asyibly tidak kepada yang lain?”. Maka Syeikh Ali menjawab, “aku pernah melihat Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mimpiku melakukakan hal demikian. Dalam mimpi itu aku melihat Abu bakar Asyibly datang dengan rombongan dan Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan hal seperti yang aku lakukan tadi. Ketika ditanya mengapa beliau melakukan itu, beliau menjawab bahwa dia setelah selesai shalat wajib selalu membaca akhir surat At Taubah tersebut”. Kekuatan shalawat adalah kekuatan kasih sayang. Shalawat adalah rahmad.
Diakhir mauidloh, KH Nur Muhammad Iskandar SQ mengajak untuk mengamalkan bacaan ayat terakhir surat At Taubah diatas. Selain itu beliau mengijazahkan untuk membaca shalawat Jibril yang berbunyi “Shallallahu ‘ala Muhammad” sebanyak seribu kali.
Wallahu a’lamu bishawab.
(MMRJ/AAS)